Oleh: Ali Trigiyatno
Puasa merupakan ‘ibadah tua’ yang bukan hanya dipraktikkan dan dikenal dalam Islam, tetapi juga menjadi ‘milik’ umat-umat lain.
Allah SWT mengisyaratkan hal tersebut lewat penggalan ayat “… kama kutiba alal ladzina min qablikum… (sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu).” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Namun demikian, ada yang khas dalam puasa yang dijalankan umat Islam pada bulan Ramadhan ini. Ada enam kekhasan puasa dalam Islam.
Pertama, dari segi waktu. Puasa hanya diwajibkan sebulan dalam setahun selama kurang lebih 13,5 jam dalam sehari semalam. Masa waktu demikian merupakan ambang batas kemampuan seseorang untuk melakukan puasa (menahan makan dan minum) pada umumnya. Karena itu, hal tersebut sangat manusiawi. Bandingkan dengan puasa ngebleng, bertapa sampai berhari-hari dan sebagainya. Dapat dibayangkan jika orang disuruh bertapa atau berpuasa berhari-hari, apa yang akan terjadi?
Kedua, dari segi pantangan. Islam ‘hanya’ melarang makan, minum, hubungan seks, dan berbagai perbuatan jelek, haram, maksiat lainnya. Bandingkan dengan puasa dalam ajaran lain